Di Bawah Lindungan Ka’bah
Ulasan :
Hamid dan
Zainab berasal dari dua keluarga dengan tingkat sosial yang berbeda. Hamid
berasal dari keluarga miskin dan Zainab berasal dari keluarga kaya. Hamid
mendapat dukungan dana sekolah dari ayah Zainab dan ibunya bekerja di rumah
keluarga Zainab. Pertemuan demi pertemuan membuat keduanya saling jatuh cinta.
Namun karena perbedaan ekonomi dan dibayangi utang budi, Ibu Hamid melarang
anaknya untuk berharap memiliki Zainab.
Mereka
berbagi impian yang sama yaitu tiap manusia bebas untuk mencintai dan dicintai.
Cobaan demi cobaan pun mendera keduanya. Mulai dari diusirnya Hamid dari
kampung karena dituduh secara tidak sopan menyentuh Zainab hingga akan
dijodohkannya Zainab dengan anak seorang saudagar kaya. Sampai akhirnya Hamid
dan Zainab merasa harapannya untuk bisa saling memiliki pupus. Namun Hamid dan
Zainab tetap setia dengan janji untuk mempertahankan cinta mereka.
Hamid yang
terusir dari kampungnya akhirnya berkelana hingga sampai ke Mekkah dan
menunaikan ibadah haji seperti yang diimpikannya. Sementara Zainab
tetap menjaga setia janjinya untuk menikah hanya dengan orang yang ia cintai.
Di Mekkah Hamid terus beribadah hingga akhirnya meninggal di hadapan Ka'bah
setelah mengetahui Zainab meninggal.
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Di_Bawah_Lindungan_Ka%27bah_%28film_2011%29
Opini :
Menurut saya film yang di adaptasi dari karya
sastra tempo dulu Buya HAMKA banyak menyinggung tentang kehidupan
bermasyarakat. Contohnya seperti ketulusan ayah Zainab dalam membantu Hamid
untuk tetap bersekolah walaupun pada akhirnya beliau tidak merestui cinta
mereka berdua, tapi itulah kenyataan yang kerap terjadi dalam bermasyarakat
dimana jika kita memiliki hutang budi dengan orang lain maka mau tidak mau kita
harus berani mengorbankan apapun untuk orang yang telah membantu kita dalam
film ini Hamid mau tidak mau harus
mengalahkan perasaanya untuk tetap menghormati ayah Zainab yang sudah
menyekolahkan dia dan mengaggapnya seperti anaknya sendiri.
Kemudian didalam film ini juga
mengajarkan kita kalau kita tidak boleh memandang status ekonomi sebagai acuan
untuk sebuah pertemanan, dalam film ini seperti halnya Hamid dan Zainab
walaupun Hamid hanya seorang anak pembantu tapi Zainab tidak segan untuk
berteman baik sejak kecil dengan Hamid, apabila kita bandingkan dengan zaman
sekarang tak sedikit yang mencari teman karena harta, karena mungkin menurut
mereka orang yang setidaknya se-level tingkat kekayaannya adalah yang pantas
untuk diajak berteman.
Lalu
diajarkan pula bagaimana kita harus membuka pikiran kita lebih luas, contohnya
saat Hamid hendak menolong Zainab yang tenggelam dan saat itu Hamid menolongnya
dan memberikan nafas buatan padahal dalam islam bersentuhan kulit pun haram
hukumnya untuk orang yang bukan mukhrimnya, sampai akhirnya para Kyai geram dan
memutuskan mengusir Hamid dari desa tersebut. Menurut saya sah saja dengan hal
yang dilakukan Hamid karena pada situasi itu dia di hadapkan dengan pilihan
membiarkan Zainab mati atau menolongnya, sedangkan sebagai manusia kita wajib
saling tolong menolong.
Dalam film ini kita juga diajarkan
untuk saling bertoleransi, dimana arti dari Toleransi sendiri adalah suatu
sikap atau perilaku manusia yang tidak menyimpang dari aturan, di mana
seseorang menghargai atau menghormati setiap tindakan yang orang lain lakukan. Dalam
film ini dicontohkan oleh Hamid, yang bersedia menerima setiap hujatan yang
orang lain lontarkan saat ia menolong Zainab yang tenggelam, dan juga rasa
tanggung jawab dimana Hamid dengan lapang dada menerima segala keputusan yang
telah di rundingkan oleh para Kyai sampai pada akhirnya Hamid di usir dari desa
tempat kelahirannya. Jika kita lihat ke zaman sekarang, sikap toleransi ini
sudah mulai menipis, karena orang-orang saat ini memiliki ego yang besar beda dengan
orang zaman dahulu yang lebih bersabar dengan mengahadapi hal-hal dalam
bermasyarakat.
Kita juga
diajarkan untuk terus bersabar dan tawakal, salam film ini dikisahkan saat
Hamid dihadapkan dengan banyak masalah dia tetap bersabar dan tawakal kepada
Allah sampai akhirnya impiannya pergi ke Mekah terwujud walaupun dia harus
menjalani jalan yang berliku untuk mencapainya. Jika dibandingkan dengan
masyarakat kini, mereka lebih banyak mendahulukan ego dan memikirkan cara cepat
demi kepentingan pribadinya terwujud sehingga muncul lah berbagai kasus seperti
korupsi misalnya. Karena dibalik korupsi itu sebagian besar motifnya adalah
para koruptor yang mementingkan kehidupan pribadinya sehingga mereka
menghalalkan segala cara untuk mencapai mimpinya.
Demikian ulasan mengenai hal masalah
social yang kerap terjadi dalam masyarakat yang dicontohkan dalam film Di Bawah
Lindungan Ka’bah. Terimakasih atas perhatiannya. Kurang dan lebihnya saya mohon
maaf.
0 komentar:
Posting Komentar