Bapak Jatnika, beliaulah laki-laki yang mencetuskan
awal pembuatan sepeda dengan berbahan dasar bambu. Dari sebuah bambu, yang
mungkin buat sebagian orang hanya mampu dijual dalam skala kecil yang tidak
seberapa harga jualnya dapat beliau jual dengan harga yang bisa dibilang
bersaing dengan sepeda berbahan dasar besi pada umumnya.
Berawal dari dirinya yang tertantang
dengan Negara lain yang sudah memulai terlebih dahulu dalam pembuatan sepeda
bambu, beliau mencoba untuk belajar untuk membuat sepeda bambu made in
Indonesia. Dari mulai proses pemilihan bambu hingga proses finishing beliau
ikut serta. Walaupun produk belum dijual bebas di pasaran, beliau sudah mampu
bersaing di pasar internasional. Dan tak tanggung-tanggung harganya pun bisa
mencapai kisaran 10 juta sampai 17 juta. Harga yang cukup fantastis bukan untuk
bambu ?
Dan menurut pendapat saya, ide yang
di kembangkan oleh bapak Jatnika ini sangatlah bagus dan harusnya pemerintah
bisa melirik bisnis yang sedang dikembangkan ini. Mungkin dengan bantuan
pemerintah kelak sepeda berbahan dasar bambu ini bisa di jual dengan konsumsi
pasar yang lebih luas. Berbeda dengan kondisi saat ini yang di produksi hanya
berdasarkan permintaan.
Jika saja pemerintah mau membantu
untuk memberikan modal, bukan hal mustahil usaha sepeda bambu ini akan
memperluas lapangan pekerjaan. Apalagi mengingat banyak warga Indonesia menjadi
seorang pengangguran karena tingkat pendidikan yang rendah. Dengan begitu bukan
hanya ekonomi keluarga bapak Jatnika saja yang terbantu, tapi akan semakin luas
dan luas apabila bisnis sepeda bambu ini sampai ke produksi internasional. Dan secara
otomatis bukan hanya daerah tersebut (bogor) saja yang meningkat
penghasilannya, tapi akan ikut berimbas ke Negara.
Lalu masalah pengangguran pun bisa
sedikit teratasi, dan bukan tidak mungkin itu juga akan mengurangi kepadatan
penduduk di Jakarta. Karena sebagian besar warga yang memadati Jakarta baik di
jalan raya ataupun KRL adalah warga yang mayoritas tinggal di kota bogor.
Kemudian jika dilihat dari sisi interaksi sosial,
kegiatan produksi sepeda bambu ini juga member cukup banyak dampak positif.
Misalnya pada saat proses pengokohan batang bambu yang harus menempuh beberapa
kali proses kimia yang pasti membutuhkan lebih dari 2 orang (jika sepeda sudah
di produksi masal). Dengan begitu interaksi sosial sesame pegawai pun akan
terjalin.
Jika dilihat dari sisi status sosial, bukan tidak
mungkin ekonomi warga bogor yang mungkin masih kekurangan akan meningkat.
Mengingat harga yang di tawarkan per-sepeda pun bukan hanya dalam kisaran 1
atau 2 juta tapi sudah puluhan juta. Dengan begitu status sosial pun
perlahan-lahan akan membaik, kehidupan ekonomi tercukupi, dan pada akhirnya
anak-anak dari para pegawai pun terjamin masa depannya.
Itulah beberapa opini saya tentang kreatifitas
bamboo yang mempunyai daya jual tinggi ini. Bamboo jadi bukan hanya sekedar
untuk kreatifitas accessories seperti kipas atau bahkan tusuk sate saja. Dengan
lebih kreatif lagi bukan tidak mungkin kita bisa menjual harga bambu dengan
kisaran diatas puluhan juta.
(Sepeda Bambu asal Bogor Diminati Pasar Eropa dan Amerika)
sumber:http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/10/17/062000026/Sepeda.Bambu.asal.Bogor.Diminati.Pasar.Eropa.dan.Amerika- Tugas ISD 4
0 komentar:
Posting Komentar