Senin, 03 November 2014

Kreatifitas bambu berdaya jual tinggi



Bapak Jatnika, beliaulah laki-laki yang mencetuskan awal pembuatan sepeda dengan berbahan dasar bambu. Dari sebuah bambu, yang mungkin buat sebagian orang hanya mampu dijual dalam skala kecil yang tidak seberapa harga jualnya dapat beliau jual dengan harga yang bisa dibilang bersaing dengan sepeda berbahan dasar besi pada umumnya.
           
            Berawal dari dirinya yang tertantang dengan Negara lain yang sudah memulai terlebih dahulu dalam pembuatan sepeda bambu, beliau mencoba untuk belajar untuk membuat sepeda bambu made in Indonesia. Dari mulai proses pemilihan bambu hingga proses finishing beliau ikut serta. Walaupun produk belum dijual bebas di pasaran, beliau sudah mampu bersaing di pasar internasional. Dan tak tanggung-tanggung harganya pun bisa mencapai kisaran 10 juta sampai 17 juta. Harga yang cukup fantastis bukan untuk bambu ?

            Dan menurut pendapat saya, ide yang di kembangkan oleh bapak Jatnika ini sangatlah bagus dan harusnya pemerintah bisa melirik bisnis yang sedang dikembangkan ini. Mungkin dengan bantuan pemerintah kelak sepeda berbahan dasar bambu ini bisa di jual dengan konsumsi pasar yang lebih luas. Berbeda dengan kondisi saat ini yang di produksi hanya berdasarkan permintaan.

            Jika saja pemerintah mau membantu untuk memberikan modal, bukan hal mustahil usaha sepeda bambu ini akan memperluas lapangan pekerjaan. Apalagi mengingat banyak warga Indonesia menjadi seorang pengangguran karena tingkat pendidikan yang rendah. Dengan begitu bukan hanya ekonomi keluarga bapak Jatnika saja yang terbantu, tapi akan semakin luas dan luas apabila bisnis sepeda bambu ini sampai ke produksi internasional. Dan secara otomatis bukan hanya daerah tersebut (bogor) saja yang meningkat penghasilannya, tapi akan ikut berimbas ke Negara.

            Lalu masalah pengangguran pun bisa sedikit teratasi, dan bukan tidak mungkin itu juga akan mengurangi kepadatan penduduk di Jakarta. Karena sebagian besar warga yang memadati Jakarta baik di jalan raya ataupun KRL adalah warga yang mayoritas tinggal di kota bogor.

Kemudian jika dilihat dari sisi interaksi sosial, kegiatan produksi sepeda bambu ini juga member cukup banyak dampak positif. Misalnya pada saat proses pengokohan batang bambu yang harus menempuh beberapa kali proses kimia yang pasti membutuhkan lebih dari 2 orang (jika sepeda sudah di produksi masal). Dengan begitu interaksi sosial sesame pegawai pun akan terjalin.

Jika dilihat dari sisi status sosial, bukan tidak mungkin ekonomi warga bogor yang mungkin masih kekurangan akan meningkat. Mengingat harga yang di tawarkan per-sepeda pun bukan hanya dalam kisaran 1 atau 2 juta tapi sudah puluhan juta. Dengan begitu status sosial pun perlahan-lahan akan membaik, kehidupan ekonomi tercukupi, dan pada akhirnya anak-anak dari para pegawai pun terjamin masa depannya.
                       
Itulah beberapa opini saya tentang kreatifitas bamboo yang mempunyai daya jual tinggi ini. Bamboo jadi bukan hanya sekedar untuk kreatifitas accessories seperti kipas atau bahkan tusuk sate saja. Dengan lebih kreatif lagi bukan tidak mungkin kita bisa menjual harga bambu dengan kisaran diatas puluhan juta.

(Sepeda Bambu asal Bogor Diminati Pasar Eropa dan Amerika)
sumber:http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/10/17/062000026/Sepeda.Bambu.asal.Bogor.Diminati.Pasar.Eropa.dan.Amerika

- Tugas ISD 4
Share:

0 komentar:

Posting Komentar